Senin, 05 Mei 2014

5 Benda Ini Berbahaya Bagi Miss V

Vagina adalah organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita harus rajin merawat kebersihan wilayah pribadinya ini. Infeksi juga terjadi karena terganggunya kesimbangan ekosistem di vagina.

Selain merawat kebersihan, kesehatan vagina juga perlu diperhatikan. Hati-hati, 5 benda ini bisa mengganggu kesehatan Miss V. Apa saja?

Pembersih Miss V

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa produk pembersih vagina justru bisa berakibat infeksi bakteri. Dr. Michael Zinaman, ginekolog St. Elizabeth’s Medical Center di Boston melakukan penelitian dengan mengamati 141 perempuan di Los Angeles. Hasilnya, 66 persen perempuan mengaku mencuci, mengoleskan, atau bahkan memasukkan lubrikan yang dijual bebas di pasaran, selain pembalut.

Sementara, sekitar 45 persen diketahui menggunakan produk yang mengandung cuka dan garam. Sekitar 17 persen memakai produk yang menggunakan campuran petroleum jelly serta 13 persen menggunakan minyak.

Berdasarkan tes di laboratorium, perempuan yang menggunakan produk pembersih vagina tanpa memasukkannya ke vagina seperti minyak lebih berisiko memiliki infeksi bakteri dan jamur. Menurut peneliti peningkatan risiko ini disebabkan oleh perubahan pH internal dan mikroba baik dalam vagina.

Pada dasarnya, vagina yang sehat mampu membersihkan dirinya sendiri, produk pembersih vagina justru akan merusak keseimbangan pH dan bakteri baik yang ada di dalamnya. Hindari mencuci berlebihan, douching, atau menggunakan sabun. Hanya bilas vagina bagian luar dengan air hangat.

‘Mainan’ Untuk Bercinta

Kebanyakan produk sex toys dibuat dari bahan PVC (Polyvinyl Chloride), bahkan sebagian mengandung campuran kimia phthalates. Kedua bahan ini sangat berbahaya, karena langsung kontak dengan area-area sensitif.

Faktanya, penggunaan sex toys, dari mulai vibrator, sampai dengan kondom berbentuk cincin dengan gerigi, memang bisa membuat foreplay lebih hot, tapi penggunaan yang tidak benar dan terus-menerus justru dapat mengakibatkan masalah kesehatan seksual, bahkan penyakit menular.

Jika alat tersebut digunakan secara bersama-sama, akan ada kontaminasi bakteri yang dapat ditularkan lewat alat tersebut. Belum lagi, jika tak hati-hati, mainan seks ini dapat menyebabkan perdarahan atau iritasi pada lapisan vagina yang akan memudahkan bakteri bahkan virus penyakit seksual lainnya masuk ke dalam tubuh. Termasuk jika sex toys tak dibersihkan secara benar.

Lubrikan

Lubrikan atau pelumas ini biasanya digunakan saat vagina dalam kondisi kering yang terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen. Penurunan hormon ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya, stres dan konsumsi obat kontrasepsi. Untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat bercinta dan membuat aktivitas ini tetap menyenangkan, penggunaan lubrikan memang sangat membantu.

Namun di lain sisi, menurut Jennifer Mills, dokter kandungan Touro Infirmasry, New Orleans, cairan pelumas buatan sulit dibersihkan dengan air, sehingga akan menempel berhari-hari baik di kulit Mr.P maupun di permukaan Ms. V.

Inilah yang bisa memicu perkembangan bakteri dan iritasi. Karena itu, ada baiknya teliti sebelum membeli. Pelumas berbahan dasar air paling aman digunakan, tapi bukan berarti bebas iritasi. Perhatikan label saat membeli, hindari yang mengandung propylene glycol atauchlorhexidine.

Pewarna rambut

Ada kalanya berbagai cara dilakukan untuk memberi kejutan pada pasangan, termasuk dengan mewarnai rambut di area Miss V. Cara ini berisiko menimbulkan iritasi dan gangguan kulit lain pada organ kewanitaan. Menurut Dr. Jennifer Gunter ahli penyakit kelamin dari Kaiser Permanente, San Fransisco, bahan kimia yang ada dalam produk pewarna rambut bisa mengakibatkan area kewanitaan iritasi.

Pembalut dengan parfum

Selain kenyamanan, perhatikan juga zat-zat yang terkandung dalam pembalut. Pemberian pewangi, pewarna, pelembut dan sebagainya bisa menimbulkan efek negatif pada tubuh. Sebab, tidak semua perempuan bisa tahan zat-zat tersebut. Bagi yang berbakat alergi, pewangi pada pembalut dapat menjadi salah satu sumber alergi maupun iritasi yang bisa berlanjut menjadi keputihan, radang atau bahkan infeksi.

Seorang profesor klinis ob-gyn di Yale University School of Medicine, Mary Jane Minkin, MD menyatakan bahwa, bahan kimia yang dapat mengubah aroma Miss V berpotensi mengganggu keseimbangan ph di Miss V. Dan memicu pertumbuhan bakteri jahat. Itulah sebabnya produk pantyliner, tisue basah, dan produk lain yang mengandung wewangian dapat meningkatkan risiko infeksi jika digunakan terlalu sering pada Miss V. (Bestari Kumala Dewi/Precilia Meirisa.

CONSULTASI DAN PEMESANAN CRYSTAL-X, SOLUSI UNTUK PENYEMBUHAN KESEHATAN ORGAN KEWANITAAN :

SMS ORDER / KONSULTASI / RESELLER
PIN BB 7B5BCBE8
WHATSAPP / CALL / SMS 082331007753

A. Keputihan

Pada kondisi yang normal, vagina dapat mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim. Umumnya cairan yang keluar sedikit, jernih, dan tidak berbau. Jika cairan (bukan darah) yang keluar dari vagina berlebihan, keadaan tersebut disebut keputihan. Selama kehamilan, menjelang menstruasi, pada saat ovulasi, dan akibat rangsangan seksual, vagina cenderung lebih banyak mengeluarkan cairan, gejala tersebut masih termasuk normal. Namun apabila cairan yang keluar berlebihan, terkadang menimbulkan rasa gatal, dan bau tidak sedap maka perlu diwaspadai.

Penyebab keputihan antara lain: infeksi oleh mikroorganisme (jamur Candida albicans, bakteri Neisseria gonorrhoea, parasit Trichomonas vaginalis), gangguan keseimbangan hormon, stres dan kelelahan kronis, peradangan alat kelamin, benda asing dalam vagina, atau merupakan gejala adanya penyakit dalam organ kandungan seperti kanker rahim, dan sebagainya.

B. Gangguan Menstruasi

Menstruasi merupakan pendarahan bulanan yang berasal dari pelapis rahim melalui vagina pada wanita yang seksual dewasa dan tidak hamil. Lamanya pendarahan menstruasi rata-rata berlangsung antara 3-5 hari dengan siklus rata-rata 28 hari. Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang cukup berarti. Namun pada sebagian wanita, menstruasi terkadang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menjadi sangat menyiksa karena rasa sakit yang luar biasa (dymenorrhoea). Terlambat haid atau menstruasi yang tidak teratur juga patut diwaspadai karena itu berarti telah terjadi abnormalitas pada siklus menstruasi.

Rasa nyeri yang timbul selama menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya faktor ketidakseimbangan hormon, yaitu terjadinya peningkatan sekresi hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi uterus yang berlebihan. Menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan karena adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis, seperti stress, depresi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kerja hormon.

C. Kista Ovarium

Yaitu suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, namun walaupun kista tersebut kecil diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut tidak berupa kanker.

Kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang menyebabkan sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah, dan kaku. Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti rasa sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat berhubungan seksual, pendarahan rahim yang abnormal.

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.

D. Kanker Payudara

Merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang menyerang wanita Indonesia. Utamanya menyerang wanita yang telah berumur 40 tahun ke atas. Wanita yang belum pernah melahirkan, mengalami kehamilan pertama di atas usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak, mengalami siklus menstruasi yang panjang (mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun dan menopause lebih dari 50 tahun), pernah mendapat radiasi pada payudara, mengalami trauma pada payudara, mempunyai keluarga yang menderita penyakit ini, memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker payudara.

Adanya benjolan kecil pada jaringan di sekeliling payudara, terasa keras, adanya kerutan-kerutan pada kulit payudara, keluarnya darah atau nanah dari puting susu, perubahan pada puting susu seperti gatal, terasa terbakar, dan tertarik ke dalam, dapat menjadi tanda-tanda kemungkinan terjadinya kanker payudara. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian tumor adalah hormon estrogen.

Memeriksa perubahan yang terjadi pada payudara secara rutin perlu dilakukan, sehingga jika terdeteksi ada kelainan dapat segera diantisipasi. Untuk mendeteksi dini kanker payudara dapat melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap bulan (5-7 hari setelah haid), untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak.

E. Kanker Leher Rahim (Serviks Uteri)

Merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita Indonesia. Tingginya kasus kematian yang disebabkan oleh kanker serviks pada wanita Indonesia karena umumnya baru diketahui setelah stadium lanjut. Di negara maju, kasus kanker serviks sudah agak menurun. Hal ini karena adanya program Papsmear yang dilakukan secara teratur sebagai upaya untuk pencegahan skunder dan deteksi dini kanker serviks.

Gejala kanker serviks tergantung pada fase pertumbuhan. Pada fase dini (preinvasif) sering tidak menimbulkan gejala atau hanya sedikit sekali gejala, seperti keputihan. Pada fase invasif (lanjut) menyebabkan pendarahan vagina di luar masa haid, sakit dan pendarahan setelah bersenggama, rasa sakit pada daerah panggul, nafsu makan hilang, berat badan hilang, dan anemia karena pendarahan.

Penyebab kanker serviks belum diketahui secara pasti, namun diduga sekitar 95 % oleh sejenis virus Human Papilloma Virus (HPV), virus ini dapat menular melalui hubungan seksual. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker serviks, yaitu:

- Sering berganti pasangan hubungan seksual

- Berhubungan seksual di usia muda

- Kehamilan berulangkali (sering melahirkan)

- Infeksi virus pada serviks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar